JAKARTA, KABAR.ID- Masyarakat Indonesia menyaksikan secara langsung Debat Calon Presiden dari Kantor Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) semalam (12/12/2023).
Dengan moderator Ardianto Wijaya dan Valerina Daniel ketiga calon presiden ditanyakan pandangannya terhadap materi, saling bertanya dan saling menanggapi.
Beberapa media dan tokoh nasional sembari menyaksikan juga melakukan poling secara online pada akun media sosial. Real time masyarakat yang menyaksikan gagasan para calon presiden memberikan penilaian. Inilah penilaian paling akurat, karena langsung memberikan tanggapan terhadap hasil debat pertama.
Koordinator Sekber Relawan AMIN La Ode Basir menyampaikan berdasarkan poling atau survei pendapat masyarakat yang dilakukan sejumlah media online nasional seperti Kompas, hasilnya, dahsyat menunjukan Calon Presiden H. Anies Rasyid Baswedan, Nomor 1 yang diusung Partai NASDEM, PKB, PKS, Partai Ummat dan Partai Masyumi menempati nomor urut satu.
“Hasil poling menunjukkan 37,9 persen menilai Paslon AMIN paling unggul secara umum dalam debat perdana ini. Pasangan Ganjar-Mahfud berada di urutan kedua dengan 22,6 persen. Sedangkan pasangan Prabowo-Gibran berada di urutan ketiga dengan 21,8 persen. Sementara, 17,7 persen tidak tahu. Itu dikutip dari hasil Jajak Pendapat Litbang Kompas, Rabu 13 Desember 2023,”ungkapnya.
Poling serupa dilakukan katadata.com yang menempatkan capres Anies pada urutan nomor satu. “Pertanyaan yang diajukan katadata.com, “Siap Capres yang paling menguasai debat tadi?”. Mas Anies 57%, Bapak Prabowo 27% dan Bapak Ganjar 16%,”ujar La Ode.
Menurut La Ode Basir, Anies memang memiliki kelebihan yang sangat disanding dengan Ganjar dan Prabowo. Anies memiliki rekam jejak yang sangat baik ketika memimpin Jakarta. Rekam jejak itu diartikulasi dengan kemampuan komunikasi yang juga sangat baik oleh Anies.
Alumnus HMI ini menuturkan bila dibandingkan dengan Ganjar dan Prabowo keduanya tersandra persoalan yang sangat akut. Secara rekam jejak keduanya tidak bagus dan juga tidak memiliki kemampuan mengartikulasi Bahasa dengan baik. Sebagai contoh, Prabowo tidak dapat mendialogkan etika kepimpinan dan penegakan hukum yang adil sebab Prabowo disandara keputusan MK yang difonis melanggar etika berat. Begitujuga Ganjar tidak disandara kegagalannya sepuluh tahun memimpin Jawa Tengah yang dinilai gagal.
“Mas Anies dalam debat pertama misalnya ketika ditanyakan Prabowo terkait perlindungan terhadap kelompok minoritas maka Mas Anies sangat dengan mudah, santai dan terstruktur menjelaskan rekam jejaknya mempin Jakarta dengan menghadirkan keadilan dan kesetaraan bagi seluruh kelompok masyarakat. Mas Anies memberi contoh perizinan tempat Ibadah yang selama 40 tahun mandek dan tidak terselesaikan justru dimasa Mas Anies perizinan itu diberikan. Bahkan Mas Anies menantang Prabowo coba cek data Gubernur Jakarta yang banyak memberikan izin pendirian tempat ibadah adalah Mas Anies Baswedan,”terangnya.
Ia menambahkan, debat pertama dan hasil poling survey menunjukan mayoritas masyarakat Indonesia telah cerdas menentukan pilihan politik.
“Pembusukan karakter yang sering digunakan buzzer untuk menyerang Mas Anies dengan kata-kata hanya mampu berotorika ternyata tidak mempan. Masyarakat justru mendapatkan pada diri Mas Anies adanya kesesuaian antara penjelasan dengan rekam jejak,”pungkasnya (Marwan Azis)