Justin Trudeau Umumkan Pengunduran Diri Setelah Lebih dari Sembilan Tahun Memimpin Kanada

Internasional Kabar News Terkini

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau (The Canadian Press via AP)

OTTAWA, KABAR.ID – Setelah lebih dari sembilan tahun memimpin Kanada, Perdana Menteri Justin Trudeau resmi mengumumkan pengunduran dirinya. Keputusan ini datang setelah penurunan popularitas yang signifikan dan pemberontakan internal di Partai Liberal, yang kini tengah mempersiapkan pemilihan pemimpin baru pada Maret 2025 mendatang.

Dalam pernyataannya, Trudeau, yang saat ini merupakan pemimpin terlama dari negara-negara anggota G-7, mengakui bahwa dirinya tidak mampu menyatukan partainya menjelang pemilu mendatang. “Warga Kanada layak mendapatkan pilihan nyata dalam pemilu berikutnya, dan saya sadar bahwa dengan adanya konflik internal, saya tidak bisa menjadi sosok yang membawa panji Partai Liberal dalam pemilu mendatang,” ungkap Trudeau dengan tulus.

Perjalanan Politik yang Berat

Keputusan untuk mundur datang di tengah tekanan ekonomi yang semakin meningkat, termasuk lonjakan inflasi dan kenaikan suku bunga yang membebani rumah tangga Kanada. Dukungan terhadap Partai Liberal di bawah kepemimpinan Trudeau semakin tergerus, dengan banyak anggota kaukus yang secara terbuka atau diam-diam mendesaknya untuk mundur. Bahkan, pada Desember 2024, Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Keuangan Chrystia Freeland mengejutkan banyak pihak dengan mengundurkan diri, menyebut kebijakan Trudeau sebagai “gimmick politik mahal.”

“Partai Liberal menghadapi tantangan besar. Saya merasa inilah waktu yang tepat untuk memberi kesempatan kepada pemimpin baru yang bisa membawa perubahan dan kesiapan menghadapi pemilu,” tambah Trudeau, yang akan tetap menjabat sebagai perdana menteri hingga pemimpin baru dipilih.

Menuju Pemilu yang Penuh Tantangan

Proses pemilihan pemimpin baru Partai Liberal dijadwalkan akan berlangsung pada Maret mendatang, dengan para kandidat utama yang sudah muncul, termasuk Chrystia Freeland, Dominic LeBlanc, dan mantan Gubernur Bank Sentral Kanada Mark Carney. Pemenang dalam kontestasi ini diperkirakan akan menjadi Perdana Menteri Kanada ke-24, yang harus segera menghadapi pemilu yang diperkirakan akan sulit dimenangkan mengingat popularitas Partai Konservatif yang terus menguat.

Pierre Poilievre, pemimpin Partai Konservatif, telah memanfaatkan ketidakpuasan warga terhadap kondisi ekonomi, biaya hidup, dan masalah perumahan untuk meraih dukungan besar dalam survei. Dalam sebuah video yang diunggah setelah pengumuman pengunduran diri Trudeau, Poilievre kembali menyerukan agar pemilu segera digelar. “Warga Kanada bisa mengambil kembali kendali atas hidup mereka,” serunya seperti dikutip Kabar.id dari bloombergtechnoz.com (07/01/2025).

Keputusan yang Mengubah Lanskap Politik Kanada

Pengunduran diri Trudeau menempatkannya dalam daftar pemimpin negara maju yang selama ini dikenal pro Israel kehilangan kekuasaan. Presiden AS Joe Biden mundur dari pencalonan kembali, Partai Rishi Sunak di Inggris kalah telak dalam pemilu, dan Kanselir Jerman Olaf Scholz tampaknya akan kalah dalam pemilu mendatang.

Sementara itu, pemilu nasional yang dijadwalkan paling lambat Oktober 2025 dapat digelar lebih awal, pada Maret atau April, tergantung pada situasi politik. Ketiga partai oposisi utama di parlemen telah mengisyaratkan dukungan untuk mosi tidak percaya terhadap pemerintah, yang bisa memicu kampanye pemilu yang lebih cepat.

Kepemimpinan baru Partai Liberal akan menjadi kunci dalam menentukan arah politik Kanada ke depan, dan seluruh dunia menanti siapa yang akan mengisi kursi perdana menteri pada masa mendatang (BBN/KBI).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *