Oleh : Sabda Awal.
Bagi kamu yang sudah terjun di dunia trading, entah itu saham, kripto, maupun forex, tentu sudah tidak asing lagi dengan istilah sideways. Sideways adalah salah satu tren pergerakan saham yang merujuk pada kondisi pasar ketika harga saham cenderung mendatar atau tidak menunjukkan trend tertentu.
Umumnya, para trader miliki peluang untuk melakukan transaksi beli (long position) dalam futures dan saham ketika trend sedang naik. Sebaliknya, trader berpeluang lakukan short–selling ketika trend sedang turun.
Sementara itu, pergerakan harga saham yang tidak naik tapi juga tidak turun sering membuat para trader bingung harus melakukan transaksi atau tidak.
Supaya dapat mengambil langkah tepat ketika menghadapi pasar sideways, penting untuk kamu memahami sideways dan strategi trading yang tepat. Selengkapnya, berikut ini adalah paparan mengenai pengertian sideways, ciri-ciri trend saham sideways, dan strategi trading yang tepat agar tetap profit.
Apa Itu Sideways?
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, sideways adalah kondisi ketika pergerakan harga suatu aset cenderung horizontal atau mendatar dimana penjual dan pembeli sama banyaknya. Kondisi ini disebabkan karena sama kuatnya angka penawaran dan permintaan pada periode tertentu.
Ketika pasar trendless ini terjadi, pasar sedang berada pada fase konsolidasi. Fase ini bertujuan untuk menemukan pergerakan harga yang baru, yakni naik atau turun setelah berada pada suatu trend tertentu.
Namun sayangnya, tak ada yang akan tahu apakah pasar akan naik atau turun setelah kondisi sideways. Sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi para trader untuk senantiasa berhati-hati ketika menghadapi kondisi ini.
Bahkan, tidak jarang sideways menjadi alasan trader untuk menahan diri dari trading sementara waktu untuk hindari risiko yang tidak diinginkan.
Apa Saja Ciri-Ciri Trend Saham Sideways?
Di antara ciri-ciri trend saham sideways yang paling mudah diidentifikasi adalah ditemukannya pola bukit dan lembah dengan candle hijau merah yang pendek. Sebenarnya pola tersebut menggambarkan kondisi pasar yang stabil, yakni tidak naik tapi juga tidak turun.
Akan tetapi, melakukan trading dalam kondisi ini sangat berisiko karena belum diketahui pola berikutnya setelah kondisi statis ini.
Selain mengamati pola grafik, sideways juga dapat diidentifikasi dengan mengamati indikator Overlay dan indikator Accelerator Oscillator. Berikut ini adalah paparan mengenai indikator yang dapat kamu jadikan sebagai acuan untuk mengenali kondisi pasar sideways.
Indikator Overlay
Indikator Overlay terbagi menjadi 3 (tiga) jenis, yakni:
1. Indikator Wiiliam’s Alligator
Indikator ini bekerja dengan mendeteksi pola garisnya. Jika pola garis bergerak menuju arah yang berlawanan, berarti ada arah atau trend yang terbentuk.
Sebaliknya, jika pola garis bergerak saling bertumpukan, berarti tidak menunjukkan trend atau pasar sedang mengalami sideways.
2. Indikator Bollinger Band
Indikator Bollinger Band akan dapat mendeteksi kondisi market sedang sideways ketika grafik berbentuk horizontal yang semakin menyempit. Apabila kondisi ini terjadi, maka yang perlu kamu lakukan adalah menunggu hingga ada kesempatan masuk pasar dari batas atas hingga batas bawah.
3. Indikator Parabolic SAR
Indikator Parabolic SAR akan dapat mendeteksi kondisi market sedang sideways ketika titik sinyal semakin dekat dan semakin halus dengan titik harga.
Indikator Oscillator
Tidak ada yang tahu kapan sideways akan menunjukkan naik atau turun. Bahkan, sideways pun bisa semakin sempit dan tahan lama ketika pola garis semakin mendekati garis nol. Kondisi ini dapat diketahui dengan gunakan indikator Oscillator.
Adapun indikator ini terbagi menjadi 3 (tiga) jenis yang harus kamu ketahui, yakni Indikator Accelerator Oscillator (AO), Indikator Relative Strength Index (RSI), dan Indikator Average Directional Index Movement (ADX)
Bagaimana Strategi Trading Saat Saham Sideways Yang Tepat?
Perlu diketahui pula bahwa hampir semua trader sepakat jika kondisi ketika harga saham sedang tidak naik dan tidak turun ini maka keuntungannya relatif kecil. Sehingga ketika muncul pertanyaan layakkah saham ditradingkan?
Maka jawabannya tergantung pada sektor usaha, sentimen-sentimen yang mempengaruhinya serta analisis yang kamu lakukan.
Strategi trading saat saham sideways adalah dengan memperhatikan trend market saat sedang berlangsung. Jika IHSG berada dalam posisi lesu atau pergerakannya mendatar, besar kemungkinan saham-saham tersebut akan sulit untuk naik.
Jika saham tersebut volumenya kecil dan tidak menunjukkan pergerakan sektor ke arah positif begitu juga dengan jumlah peminatnya, maka saham tersebut tidak layak kamu koleksi.
Namun, jika pergerakan sektor menunjukkan ke arah positif dan jumlah peminat banyak, maka kamu dapat bersiap untuk beli.
Selain itu, kamu perlu juga memperhatikan support dan resistennya.
Para trader umumnya lebih memilih untuk menunggu hingga adanya konfirmasi breakout atau support. Meskipun begitu, di balik risikonya yang sering membuat galau, sideways juga menyimpan keuntungan bagi para trader.
Dengan adanya pola bukit dan lembah pada sideways, maka posisi untuk membeli saham (open) pada saat harga saham berada di “lembah”, lalu menjualnya (exit) saat di puncak pola “bukit”.
Kesimpulannya adalah ketika menemukan kondisi market sedang flat seperti ini, ada baiknya kamu tidak berada pada posisi buy. Dengan memahami sideways dan strateginya akan membantumu tetap profit atau paling tidak menghindari rugi. Namun, keputusan ini dikembalikan kepada masing-masing investor.
Gunakan Stockbit Untuk Kenali Pola Sideways
Gambar pola diatas merupakan hasil tangkapan layar dari aplikasi Stockbit pada fitur Chartbit.
Chartbit adalah fitur chart milik Stockbit dengan puluhan analisis teknikal dan fundamental yang bisa kamu gunakan untuk mendukung investasi saham yang kamu lakukan.
Selain itu, chartbit menyediakan data secara real time, pilihan time frame dan kemampuan untuk “menggambar” dengan menarik garis untuk memahami tren pergerakan saham.
Sumber : stockbit.com.