JAKARTA, KABAR.ID- Berbagai persoalan yang menimpa bangsa ini, terlebih setelah pandemi COVID-19 melanda dunia termasuk Indonesia, membutuhkan kreativitas dan inovasi dari kalangan muda atau generasi millineal.
Anggota Komisi I DPR-RI, H. Muhammad Farhan SE mendorong kalangan muda untuk memperbanyak kolaborasi dalam menciptakan inovasi yang diperlukan bangsa ini.
Indonesia saat ini diperhadapkan pada disrupsi, sebuah inovasi yang akan menggantikan seluruh sistem lama dengan cara-cara baru. Farhan mengaku, sudah menyadari hal tersebut sejak tahun 2015.
“Kehidupan kita sudah terbiasa dengan teknologi. Adanya pandemi justru mempercepat disrupsi. Dalam lingkungan dan ekosistem yang penuh dengan disrupsi ini, kelompok masyarakat zillenial tumbuh,” kata Anggota Komisi I DPR-RI, H. Muhammad Farhan SE, pada acara Webinar via aplikasi Zoom dengan tema: “Membentuk Generasi Zillenial Berkualitas di Era Adaptasi Kebiasaan Baru,“ pada Jumat, (17/7/2020). Acara yang dipandu Mohammad Arfima Yosep tersebut diikuti dari berbagai kalangan seperti generasi muda, akademisi, pemerintah dan Anggota DPR termasuk jurnalis.
“Yang menjadi pertanyaan, apakah kelompok masyarakat zillenial ini mampu menjawab tantangan zaman sehingga dapat tumbuh menjadi kelompok masyarakat berkualitas. Kita berharap kelompok usia zillenial ini menjadi bagian dari pertahanan nasional,”ujar Politisi Partai NasDem ini.
Dijelaskan, generasi zillenial atau generasi Z adalah mereka yang lahir pada tahun 1995-2010, merupakan peralihan dari generasi Y ke generasi Z dimana teknologi mulai canggih. Generasi Z mampu mengaplikasikan beberapa kegiatan dalam 1 waktu, artinya generasi Z berkembang dengan multiplatform dan multitasking banyak melakukan kegiatan di dunia maya (virtual) baik senang atau karena terpaksa.
Farhan mengutip hasil penelitian sosial dari BPS dengan responden berusia 17 tahun ke atas sekitar 87.000 menyebutkan bahwa generasi Z itu paling sulit mengikuti protocol kesehatan pencegahan COVID-19, padahal sebetulnya mereka dapat melakukan protocol kesehatan lebih baik lagi guna mencegah penyebaran lebih luas lagi.
“Inilah tantangannya. Generasi Z ini memiliki keunikan tersendiri, dimana mereka tidak menyukai teori terlalu banyak, lebih suka aksi dan bukti. Sementara dalam adaptasi kebiasaan baru, dituntut untuk melakukan kedisiplinan dengan protocol kesehatan. Kedisiplinan ini menyebabkan generasi Z tidak menyukai apabila didikte dan terlalu dituntut oleh aturan orang tua,” terangnya.
Generasi Z yang dilahirkan dari pola hubungan keluarga yang jauh demokratis mengakibatkan tumbuh lebih cepat, beraksi lebih baik berpikir lebih cepat. Sehingga memiliki kesempatan untuk berkolaborasi lebih baik.
“Pesan saya pada generasi Z perbanyak kolaborasi, kurangi kompetisi dan mau tidak mau harus mematuhi protocol COVID- 19 di era adaptasi kebiasaan baru,” katanya.
Farhan menghimbau masyarakat generasi muda maupun kalangan lain harus proaktif beradaptasi dengan kebiasaan baru, inovatif dalam memanfaatkan sains dan teknologi dan sama-sama berkolaborasi dalam menghadapi Covid secara transparan dengan disiplin menjaga jarak, menggunakan masker, rajin cuci tangan.
“Forum ini adalah pintu lintas generasi untuk berdiskusi dan berkolaborasi,”tandasnya.
Sementara Dr. Widodo Muktiyo, Dirjen IKP Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, mengungkap adanya megashift yaitu perubahan aktivitas stay at home lifestyle. Bagi generasi zillenial, menurutnya bukan menjadi suatu masalah, karena mereka memang sudah terbiasa beriteraksi dengan cara virtual.
Bagi zillenial, informasi yang banyak didapat dari virtual itu menjadi kekuatan untuk memperoleh pendapatan, information is revenue.
Dijelaskan Prof Widodo, bahwa ciri-ciri generasi zillenial antara lain memiliki ambisi yang besar untuk maju dan sukses. Zillenial juga memiliki perilaku yang instan namun kreatif. Sehingga tidak mustahil usia 20 tahun dapat memiliki penghasilan lebih besar dari bapaknya.
Secara khusus, Prof Widodo berpesan kepada generasi zillenial yang dikenal susah diatur karena lebih mengikuti kemaunnya sendiri ini untuk lebih peduli dalam melawan penyebaran Covid-19.
“Kaum Milenial dan Zilenial harus bisa menunjukkan kontribusi yang positif sehingga dapat menjadi bagian dari pahlawan dalam melawan Covid-19,” pungkasnya. (Man).