Marie-Louise Coleiro Preca |
LONDON, KABAR.ID – Presiden sementara Malta Dolores Cristina, yang menjadi tamu kehormatan mewakili Presiden Republik Malta, Marie-Louise Coleiro Preca dalam resepsi Diplomatik RI yang diadakan KBRI Roma, di Valletta, Malta, memuji keberagaman Indonesia.
Resepsi diplomatik yang diadakan KBRI Roma dalam rangka memperingati HUT Ke-73 Republik Indonesia di Valletta, Malta, demikian Pensosbud KBRI Roma, Aisyah M. Allamanda kepada Antara London, Kamis.
Duta Besar terakreditasi untuk Malta, Esti Andayani, mengawali acara dengan menyampaikan harapan agar kerja sama RI-Malta dapat semakin berkembang, terutama di bidang ekonomi dan perdagangan.
Menurut Duta Besar Esti, meskipun terletak di benua berbeda, kedua negara memiliki kesamaan karakteristik sebagai negara maritim dengan pertumbuhan ekonomi yang signifikan di tengah situasi global yang tidak terlalu optimistis.
Sementara Malta Dolores Cristina mengungkapkan bela sungkawa Malta atas kecelakaan pesawat terbang Lion Air JT 610. Di sisi lain, ia menyampaikan kekaguman Malta atas tekad persatuan Indonesia di tengah beragamnya perbedaan sosial budaya masyarakatnya.
Pemerintah Malta mengharapkan kemitraan kedua negara semakin erat, utamanya di bidang maritim. Saat tiba di lokasi acara, presiden disambut Tari Pasambahan dari Sumatera Barat yang dibawakan Tim Kesenian Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat asuhan Kadispora Ricky Suwandi.
Meriahnya tari dan lagu khas Minang yang diiringi musik hidup hasil perpaduan talempong, saluang dan gendang dengan alat musik internasional, membuat tamu undangan yang terdiri dari korps diplomatik dan mitra kerja KBRI Roma betah hingga akhir acara.
Mark Vella, salah satu pengusaha di Malta yang hadir pada resepsi, menyatakan dirinya tidak terlalu mengenal Indonesia sebelumnya. Meski demikian, pertunjukan seni budaya Sumatera Barat di acara sangat berkesan dan beringinan berwisata ke Indonesia utamanya wilayah Pasaman.
Hubungan diplomatik RI dan Malta telah terjalin sejak tahun 1979 terus berkembang dengan baik. Sebagai negara maritim yang memiliki pelabuhan penghubung terbesar di kawasan Mediterania, Malta memiliki potensi signifikan untuk menjadi mitra kerja sama Indonesia di bidang kemaritiman.
Saat ini, terdapat 72 warga negara Indonesia yang menetap di Malta, di samping anak buah kapal (ABK) Indonesia yang bekerja untuk kapal-kapal Malta.(Ant/KI)