Rifqinizamy Karsayuda: UICI Adalah Buah Ijtihad Kolektif Keluarga Besar HMI-KAHMI

Kabar Nasional News Terkini

Koordinator Presidium MN KAHMI sekaligus Ketua Komisi II DPR RI ini menyebut berdirinya Universitas Insan Cita Indonesia (UICI) sebagai tonggak sejarah baru perjuangan intelektual HMI dan KAHMI.

JAKARTA, KABAR.ID– Koordinator Presidium Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), Rifqinizamy Karsayuda, menegaskan bahwa kehadiran Universitas Insan Cita Indonesia (UICI) merupakan buah ijtihad kolektif keluarga besar HMI dan KAHMI dalam bidang pendidikan tinggi.

Hal itu disampaikan Rifqi dalam sambutannya pada Pelantikan dan Serah Terima Jabatan Rektor UICI periode 2025–2029, di Gedung Rektorat UICI, Rabu (12/11/2025).

“Majelis Nasional KAHMI berdasarkan statuta UICI dalam tanda kutip adalah owner dari UICI, yang kemudian menunjuk perpanjangan tangannya dengan membentuk Majelis Pendidikan Tinggi KAHMI (MPTK),” ujar Rifqi.

Ia menambahkan, berdirinya UICI tidak lahir dalam semalam. Ada kerja keras dan ikhtiar panjang dari banyak pihak yang terlibat sejak penyusunan konsep, pendirian, hingga pelaksanaan seluruh kegiatan akademik.

“Mendirikan PAUD saja tidak mudah, apalagi universitas. Karena itu, kami sangat mengapresiasi perjuangan teman-teman yang telah berjuang empat tahun terakhir ini,” tuturnya.

Dari Gagasan ke Gerakan

Rifqi menyoroti fakta menarik: meski HMI telah berdiri selama hampir enam dekade dan melahirkan banyak tokoh pendidikan nasional, baru kali ini keluarga besar HMI-KAHMI memiliki universitas sendiri.

“Konstitusi HMI memerintahkan kita sebagai insan akademik, pencipta, dan pengabdi. Tapi setelah 59 tahun berkiprah sejak Kongres ke-8 HMI di Solo tahun 1966, baru sekarang kita punya universitas sendiri — Universitas Insan Cita Indonesia,” ujarnya.

Menurutnya, banyak kader dan alumni HMI yang telah berkiprah di dunia akademik — mulai dari rektor, dosen, hingga pejabat tinggi di kementerian pendidikan. Namun, selama ini belum pernah ada langkah serius untuk membangun lembaga pendidikan tinggi milik sendiri.

“Dari sisi sumber daya manusia, kita unggul. Tapi baru kali ini kita benar-benar berijtihad untuk membangun universitas sendiri. Inilah wujud nyata dari cita-cita intelektual HMI,” tegas Rifqi.

Tonggak Baru Intelektualitas HMI-KAHMI

Rifqi menyebut kehadiran UICI sebagai tonggak sejarah baru yang menandai kebangkitan intelektual dan kemandirian pendidikan HMI-KAHMI.

Ia berharap, UICI tidak hanya menjadi kampus digital, tetapi juga melahirkan generasi muda dengan visi keislaman dan keindonesiaan yang kuat.

“UICI adalah karya kita bersama. Bukan hanya simbol, tapi tanggung jawab kolektif untuk mencetak insan cita — manusia yang berilmu, beriman, dan berakhlak mulia,” tutup Rifqi.

UICI sendiri dikenal sebagai universitas digital pertama di Indonesia yang lahir dari inisiatif keluarga besar HMI-KAHMI, dengan sistem pembelajaran 100% daring dan berorientasi pada masa depan industri 5.0 (Marwan  Aziz)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *