YOGYAKARTA, KABAR.ID- Masyarakat Indonesia telah memasuki era digital (digital society), yaitu suatu realitas hidup di abad 21 dimana manusia dalam berbagai sektor kehidupannya terpaut dengan teknologi digital.
Indonesia masuk dalam pusaran derasnya arus informasi yang dipacu oleh Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Kemajuan teknologi informasi yang pesat harus dimanfaatkan dunia pendidikan untuk menyiapkan sumber daya manusia Indonesia dalam memasuki revolusi industri 4.0.
Demikian disampaikan KRMT Roy Suryo selaku Anggota Komisi I DPR dalam Seminar Merajut Nusantara yang diselenggarakan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo RI) di Ros In Hotel, Yogyakarta, Senin (23/9/2019).
Seminar bertajuk “Pemanfaatan Teknologi Informasi sebagai Alat Pemersatu Bangsa” yang dihadiri ratusan masyarakat dan mahasiswa dari berbagai kampus di Yogyakarta ini juga menghadirkan narasumber lainnya yaitu Aris Kurniawan sebagai Kasubdit Pemberdayaan Kapasitas TIK Direktorat Pemberdayaan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo RI), Drs. Kurniawan Kunto Yuliarso, MA. sebagai Dosen Departemen Komunikasi FISIPOL UGM.
Acara yang dibuka dengan suguhan tari jawa kreasi baru “mangastuti” oleh mahasiswi Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta ini dimaksudkan sebagai bentuk mengapresiasi budaya sekaligus mempertahankan jatidiri bangsa Indonesia di tengah digital society, sekaligus menguatkan pesan kepada generasi muda bahwa kemajuan teknologi informasi bisa dijadikan sebagai alat pemersatu bangsa.
“Kemajuan teknologi informasi jangan sampai meninggalkan akar budaya dan kearifan lokal kita. Persembahan tari mangastuti tadi itu simbol bagi generasi muda dalam mempertahankan budaya bangsa di tengah pesatnya era digital. Karena kemajuan teknologi informasi juga harus digabungkan dengan kreatifitas dan kearifan, sehingga dapat memberi manfaat bagi persatuan bangsa,” ujar Politisi Demokrat yang dikenal sebagai Pakar IT ini.
Di tengah pesatnya penyebaran informasi di era digital ini, menurut Roy banyak menyasar pengguna internet yang baru mengerti teknologi informasi ini sering dijadikan sasaran kejahatan di dunia maya. Kemajuan teknologi informasi ini bisa membawa dampak positif dan negatif bagi kehidupan kita.
Kemajuan teknologi informasi menurut Roy juga bisa sebagai alat untuk memecah belah bangsa jika media sosial digunakan sebagai alat untuk menebar kebencian dan menyebar berita bohong (hoax).
Generasi muda harus tetap kritis, tapi harus menjaga kesantunan dalam menggunakan social media (Sosmed).
Sementara, menurut Aris Kurniawan menyatakan bahwa kemajuan teknologi informasi sering disalahgunakan untuk menyebarkan berita bohong karena masyarakat mengalami keterbatasan informasi.
“Kita percaya berita hoax bukan karena kita mudah dibohongi tapi karena keterbatasan arus informasi yang datang,” paparnya.
Aris juga menyebutkan bahwa tingkat popularitas informasi turut menyuburkan hoax, pemberitaan yang terus menerus dapat membuat manusia jadi tertutup pada kebenaran. Kalau berita hoax tersebut berkaitan dengan hal yang dipercaya, maka kebohongan akan lebih mudah diterima.
Ketertarikan juga membuat orang penasaran, Aris menyebut bahwa kita lebih tertarik dengan berita hoaks karena topiknya yang menarik dan unik. “Oleh karena itu dengan mudah langsung percaya dengan hoaks,” katanya (Mus/Wan)