Ilustrasi kondisi perkampungan tertimbun lumpur akibat terjangan banjir bandang di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Foto : Antara.
LUWU, KABAR.ID – Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, menghadapi situasi darurat akibat banjir yang melanda beberapa wilayah setelah curah hujan tinggi sejak malam Senin, 15 Juli 2024.
Sungai-sungai utama seperti Sungai Baliase di Kecamatan Mappideceng, Sungai Lampuawa dan Sungai Masapi di Kecamatan Sukamaju, serta Sungai Kanjiro dan Patila di Kecamatan Bone-bone, meluap pada pukul 20:00 WITA, menyebabkan genangan air mencapai ketinggian 60 hingga 70 cm di beberapa titik pemukiman.
Menurut Abdul Muhari, Ph.D., Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, wilayah terdampak banjir meliputi Desa Uraso di Kecamatan Mappideceng, Kelurahan Bone-bone, Desa Patila, dan Patoloan di Kecamatan Bone-bone, serta Desa Bungadidi di Kecamatan Tana Lili dan Kecamatan Sukamaju.
“Informasi dari BPBD Luwu Utara, data resmi terkait korban jiwa masih dalam proses pendataan, termasuk kerugian materiil seperti kerusakan rumah, fasilitas umum, dan fasilitas pendidikan. Langkah-langkah mitigasi dan bantuan darurat terus dikoordinasikan untuk memastikan kebutuhan mendesak seperti tempat penampungan, makanan, dan perlengkapan lainnya tersedia bagi para pengungsi,” ujar Abdul Muhari kepada Kabar.id pada 17 Juli 2024.
BPBD Luwu Utara telah merespons cepat dengan evakuasi warga yang terjebak dalam banjir menggunakan perahu karet. Meskipun intensitas hujan telah berkurang menjadi gerimis, genangan air masih menghambat aktivitas sehari-hari masyarakat. Jaringan jalan utama, termasuk bagian dari jalan Nasional yang menjadi jalur vital Trans Sulawesi, juga terdampak, menyulitkan aksesibilitas dan mobilitas warga.
Menurut analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), curah hujan intensitas tinggi masih diperkirakan terjadi di wilayah Kabupaten Luwu Utara dalam beberapa hari ke depan.
Dalam upaya antisipasi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendorong pemerintah Kabupaten Luwu Utara untuk meningkatkan sistem peringatan dini dengan BMKG, memperbaiki infrastruktur drainase dan sungai, serta meningkatkan koordinasi dengan TNI, Polri, dan lembaga kemanusiaan dalam situasi darurat. Langkah-langkah ini bertujuan untuk meminimalisir dampak bencana, melindungi nyawa, dan memulihkan kondisi sosial-ekonomi masyarakat yang terdampak (Wan)