CHICAGO, KABAR.ID- Emas berjangka di COMEX New York Mercantile Exchange sedikit lebih rendah pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena tertekan oleh penguatan nilai dolar Amerika Serikat (AS) atau “greenback” terhadap sejumlah mata uang utama dunia.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember turun 3,5 dolar AS atau 0,24 persen, menjadi ditutup pada 1.462,9 dolar AS per ounce, merupakan level terendah baru dalam tiga bulan terakhir.
Dolar AS naik pada perdagangan Jumat (8/11/2019) karena sentimen investor terangkat oleh kemungkinan kemajuan dalam pembicaraan perdagangan Amerika Serikat dan China yang mendorong para investor beralih ke aset-aset berisiko.
Kementerian Perdagangan China pada Kamis (7/11/2019) menyatakan bahwa China dan Amerika Serikat sepakat untuk menarik semua tarif yang diberlakukan oleh kedua negara. Pernyataan ini membantu meringankan ketidakpastian perdagangan yang membebani ekonomi global.
“Di dua minggu ini, para negosiator telah melakukan pembicaraan serius, diskusi konstruktif dan setuju untuk menghilangkan tarif-tarif tambahan di fase (kesepakatan) sebagai progres dari perjanjian yang tengah berjalan,” kata Juru Bicara Kementerian Perdagangan China Gao Feng.
Indeks dolar AS, yang mengukur dolar terhadap enam mata uang saingannya, naik 0,24 persen menjadi 98,38 pada pukul 18.30 GMT, sebelum penyelesaian transaksi emas.
Emas biasanya bergerak dalam arah berlawanan dengan dolar AS, yang berarti jika dolar menguat maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang dihargai dalam dolar AS menjadi lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang lainnya.
Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 18,7 sen atau 1,1 persen, menjadi ditutup pada 16,823 dolar per ons. Platinum untuk pengiriman Januari turun 20,9 dolar AS atau 2,29 persen, menjadi 893,1 dolar AS per ounce. (Ant/KB)