JAKARTA, KABAR.ID- Tim Pakar Gugus Tugas Nasional mencatat perkembangan zona merah di Indonesia sudah berkurang secara drastis, dari yang sebelumnya berjumlah 108 kabupaten/kota, hingga pada Senin (20/7), tinggal 31 kabupaten/kota.
Prestasi lain juga diperoleh dengan jumlah zona hijau atau wilayah yang tidak terdampak lebih dari 100 kabupaten/kota.
“Resep sukses daerah-daerah ini hanya satu, bahwa semua komponen, pimpinan daerah, dan anggota masyarakat, sama-sama bekerja erat, menetapkan protokol kesehatan, baik secara individu ataupun kolektif, baik dalam edukasi, pemberlakuan sanksi, maupun penerapan protokol kesehatan, ” ujar Dokter Reisa saat konferensi pers Gugus Tugas Nasional di Graha BNPB, Jakarta, Senin (20/7).
Dokter Reisa sebagai Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Gugus Tugas Nasional juga berpesan kepada orang-orang yang tinggal di zona hijau, untuk tetap taat peraturan dan melaksanakan protokol kesehatan, karena situasi COVID-19 baik di tingkat nasional maupun global masih belum usai.
“Tetap praktekan jaga jarak, pakai masker, dan cuci tangan dengan sabun,” ujarnya.
Virus SARS-CoV-2 ini tersebar di seluruh dunia serta tidak memilih korban. Penyebaran virus ini juga merupakan salah satu yang paling cepat di dunia, dalam kurun waktu 6 bulan virus ini sudah dapat ditemukan di lebih dari 200 negara dan telah mengakibatkan 500.000 orang kehilangan nyawanya.
Di Indonesia diperkirakan jumlah kasus COVID-19 mencapai 86.000 dan lebih dari 45.000 orang sudah berhasil sembuh dan pulih kembali. Namun, 4.000 orang di antara mereka tidak dapat diselamatkan.
Sejak Sabtu lalu (18/7), total kumulatif konfirmasi COVID-19 di Indonesia sudah melebihi China, yaitu tempat virus ini pertama kali ditemukan. Oleh sebab itu, kita harus bekerja lebih keras lagi.
“Kita harus kerja lebih giat lagi, seperti yang disampaikan oleh presiden Joko Widodo. Kita harus kerja ekstra keras, kita perlu makin rapatkan barisan, lebih solid lagi bersatu melawan COVID-19,” ucap Dokter Reisa.
Reisa juga menyampaikan bahwa cara terbaik untuk menang melawan COVID-19 bukanlah dengan membandingkan angka-angka yang cepat perubahannya, melainkan sikap optimis, kekompakan serta gotong royong.
“Masyarakat Aceh bisa, masyarakat Bintan bisa, Gorontalo bisa, DI Yogyakarta bisa, Maluku dan Papua pun memberikan contoh mereka bisa. Sebagian saudara kita bisa melindungi diri mereka dan wilayah mereka dengan menjadi kooperatif dan mendukung upaya pemerintah, lalu menerapkan disiplin protokol kesehatan dan kebijakan adaptasi kebiasaan baru,” tambah Dokter Reisa.
Terakhir, Dokter Reisa kembali mengingatkan bahwa upaya pencegahan yang paling efektif, yaitu, selalu jaga jarak, pakai masker, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, dan jadikan ini menjadi sebuah kebiasaan baru ditengah pandemi ini. (Wan)