JAKARTA, KABAR.ID– Pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) secara historis memberikan penguatan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
“Kami cukup optimis kalau kita lihat dari sisi historical data pemilu sebelum-sebelumnya, dari pengalaman atau historical data pemilu-pemilu sebelumnya itu justru malah mendongkrak IHSG,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (20/1/2024).
Ia menuturkan satu hari setelah pelaksanaan pemilu 2024, IHSG naik 1,3 persen secara harian. Kemudian, berdasarkan data pada 16 Februari 2024, IHSG naik 1,74 persen secara harian. Oleh karenanya, ia optimistis terhadap prospek pasar modal pascapemilu.
Pada 14 Februari 2024, dilaksanakan pemilu serentak untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden RI, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) provinsi dan DPRD kabupaten/kota. Pemilu tersebut berlangsung aman dan damai.
Meskipun optimis, tetap perlu untuk memperhatikan kondisi pasar global saat ini karena adanya pelemahan ekonomi dunia dan tensi geopolitik.
“Tentunya optimisme tersebut, kita juga mesti melihat kondisi pasar global dengan pelemahan global dan juga tensi geopolitik saya pikir ini juga kita mesti harus mengkalkulasi terhadap target-target 2024,” ujarnya.
Pasar saham Indonesia sampai dengan 16 Februari 2024 masih menunjukkan penguatan di tengah perlambatan ekonomi global, di mana IHSG menguat 0,86 persen year to date (ytd) ke level 7.335,55, serta membukukan net buy sebesar Rp20,05 triliun ytd.
Sementara, indeks pasar obligasi Indonesia Composite Bond Index (CBI) pada 16 Februari 2024 menguat 0,60 persen ytd ke level 376,87.
Di sisi lain, antusiasme penghimpunan dana di pasar modal juga masih terlihat, tercatat nilai penawaran umum sebesar Rp12,34 triliun dengan emiten baru tercatat sebanyak 11 emiten hingga 16 Februari 2024 (Ant/KBG)