JAKARTA, KABAR.ID- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca di sebagian kota besar di Indonesia berpotensi diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga lebat, Selasa.
Dilansir dari laman www.bmkg.go.id, di Jakarta, Selasa, prakiraan cuaca di Pulau Sumatera secara umum hujan hingga disertai petir, seperti di Pekanbaru, Bengkulu, Medan, Padang.
Wilayah Medan diperkirakan hujan dengan intensitas lebat. potensi hujan disertai petir diperkirakan terjadi di Banda Aceh.
Bergeser ke Pulau Jawa, kondisi cuaca secara umum berpotensi diguyur hujan, kecuali Yogyakarta diprakirakan berawan tebal dan Surabaya cerah berawan.
Pulau Kalimantan kondisi cuaca secara umum diperkirakan hujan dengan intensitas ringan. Masyarakat Pontianak perlu mewaspadai potensi hujan yang disertai petir.
Memasuki wilayah Bali dan Nusa Tenggara, kondisi cuaca dilaporkan kondusif dan cerah berawan.
Prakiraan cuaca di Pulau Sulawesi diperkirakan hujan dengan intensitas ringan, Makassar berawan, waspada potensi hujan petir yang diperkirakan terjadi di Gorontalo dan Manado.
Wilayah timur Indonesia untuk Jayapura diperkirakan berawan, potensi hujan dengan intensitas sedang diperkirakan terjadi di Ambon. Waspada potensi hujan yang disertai petir yang diperkirakan terjadi di Ternate dan Manokwari. Sementara itu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut potensi bencana hidrometeorologi meningkat pada bulan Juli hingga September 2022.
“Potensi bencana juga semakin meningkat pada periode Juli, Agustus dan mungkin awal September nanti kita akan ada pergeseran, di mana pada waktu yang bersamaan kita akan mengalami baik itu hidrometeorologi basah, banjir banjir bandang tanah longsor, sekaligus juga hidrometeorologi kering, kebakaran hutan dan kekeringan,” ujar Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam disaster briefing daring diikuti di Jakarta, Senin.
Potensi tersebut, kata Abdul, sudah mulai terlihat dari dari data BNPB pada 18-24 Juli 2022. Dia menjelaskan jika di minggu sebelumnya frekuensi banjir masih lebih besar daripada kebakaran hutan kekeringan, justru di minggu ini mulai bergeser dengan frekuensi kejadian kebakaran hutan lebih sering daripada banjir.
Masyarakat diminta tetap siaga dan waspada di daerah-daerah yang rawan kebakaran hutan, juga pada daerah-daerah yang rawan banjir.
BNPB secara frekuentatif atau secara berkala mengirimkan pesan-pesan kesiapsiagaan peringatan dini dan upaya-upaya mitigasi yang harus dilakukan kepada pemerintah daerah.
Namun Abdul mengatakan hal yang paling penting sebenarnya adalah kesiapsiagaan masyarakat. Misalnya pada masyarakat yang berada di sepanjang aliran sungai, atau masyarakat yang bertempat tinggal di daerah-daerah yang dekat dengan tebing dengan kecuraman yang tinggi (Ant/KBI)