JAKARTA, KABAR.ID- Perusahaan teknologi bisnis mikro, Warung Pintar dan Tokopedia mengumumkan kerja sama Gerakan Warung Nasional untuk mendorong ritel tradisional seperti warung dan kios.
“Kami percaya tulang punggung perekonomian Indonesia terletak pada masyarakat akar rumput, kami terus berinovasi untuk mematahkan stigma tentang warung yang jauh dari teknologi,” ujar CEO & co-founder Warung Pintar, Agung Bezharie Hadinegoro, dalam pernyataan tertulisnya yang diterima Kabar.id.
“Penetrasi penggunaan teknologi digital Mitra Warung Pintar mencapai 95 persen. Angka ini lebih tinggi dari rata-rata nasional yang baru mencapai 56 persen,” lanjut dia.
Berdasarkan hasil penelitian Nielsen tahun 2018, angka penjualan barang kebutuhan sehari-hari di ritel modern dan tradisional mencapai Rp700 triliun, dan 72 persen di antaranya berasal dari ritel tradisional seperti warung dan kios.
Menurut data dari Kementerian Koperasi dan UMKM tahun 2017 di Indonesia terdapat bisnis 61 juta unit bisnis mikro, sedangkan jumlah bisnis kecil menengah hanya 757 ribu unit.
Hal itu menunjukan besarnya kesenjangan sekaligus potensi pemberdayaan bisnis mikro oleh berbagai pemangku kepentingan.
Warung Pintar juga mendorong literasi finansial bagi Mitra, tercatat 91 persen telah memiliki setidaknya satu produk finansial.
“Angka itu lebih besar dari Financial Inclusion Index nasional dan global yang masing-masing sebesar 42 persen dan 70 persen,” kata Agung.
Warung Pintar dan Mitra Tokopedia terus mendorong inklusi dan literasi digital untuk seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
Associate Vice President New Retail Tokopedia, Adi Putra, mengatakan Tokopedia terus berkolaborasi dengan para mitra strategis untuk pemerataan ekonomi secara digital.
“Kami percaya bahwa pemberdayaan jutaan warung di Indonesia hanya dapat berjalan lancar jika setiap pihak yang berkepentingan bersatu. Alih-alih bersaing, kita harus mencari cara untuk bekerjasama untuk terus menjadikan warung sebagai penggerak utama ekonomi Indonesia,” ujar Adi.
Warung Pintar dan Mitra Tokopedia juga melibatkan dukungan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Koperasi dan UKM. (Ant/KB)