Dari IT ke Energi, NINE Resmi Bertransformasi Menuju Bisnis Tambang Batubara

Bisnis Kabar Kabar Jakarta News Terkini

JAKARTA, KABAR.ID– Transformasi besar tengah digerakkan oleh PT Techno9 Indonesia Tbk (NINE). Perusahaan yang dulu dikenal sebagai penyedia layanan teknologi informasi dan perdagangan komputer ini resmi menyasar tambang batubara sebagai lini bisnis utama ke depan.

Langkah ini disampaikan dalam Public Expose tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar di Hariss Suite Puri Mansion, Jakarta, Selasa (30/4/2025).

Perubahan arah bisnis ini bukan tanpa alasan. Dengan akuisisi 70% saham oleh Poh Group yang sedang dalam proses, NINE siap bertransformasi menjadi pemain baru di sektor energi nasional.

Dari Dunia IT ke Tambang Batubara

Peralihan NINE ke industri tambang batubara dinilai sebagai langkah strategis. Meski negara-negara seperti Australia, Jepang, dan Singapura mulai menjauhi batubara, kondisi di Indonesia justru berbalik arah.

“Cadangan batubara kita masih besar, dan pemerintah mendukung penuh. Dengan krisis energi global dan kondisi geopolitik yang tidak menentu, batubara justru menjadi pilihan rasional untuk jangka panjang,” ujar Komisaris Utama NINE, Noprian Fadli.

Menurutnya, industri batubara Indonesia masih punya napas panjang, bisa bertahan hingga 20-30 tahun ke depan. “Ekonomi Indonesia lebih ditopang oleh komoditas seperti digital, migas, dan batubara, bukan oleh manufaktur atau makanan-minuman,” tambahnya.

Tantangan 2024, Harapan Baru 2025

Meski 2024 bukan tahun yang mudah bagi NINE—pendapatan anjlok dari Rp14,77 miliar (2023) menjadi Rp9,02 miliar—angin segar mulai terasa. Sejak Nuzwan Gufron menjabat sebagai Direktur Utama pada Oktober 2024, perusahaan mencatat penerimaan pelanggan hingga Rp6 miliar hanya dalam tiga bulan.

“Waktu itu gejolak internal, tidak ada pemegang saham utama, kekosongan direksi tapi kini semua mulai pulih,” kata Gufron dalam pemaparannya. Ia juga menegaskan laporan keuangan 2024 telah mendapat opini “wajar dalam semua hal material” dari auditor independen.

Right Issue dan Pintu Gerbang Menuju Holding Tambang

Transformasi NINE tak hanya soal arah bisnis. RUPSLB juga menyetujui aksi korporasi besar: penerbitan 2,157 miliar saham baru senilai Rp80 miliar melalui Right Issue tahap I, dengan harga Rp37 per lembar. Dana segar ini akan digunakan untuk akuisisi tambang dan modal kerja.

Aksi Right Issue ini akan ditopang oleh AOF sebagai standby buyer, sementara RHB Sekuritas ditunjuk sebagai penasihat transaksi.

“Kalau aset kami sekarang Rp3 triliun, dan Poh Group membawa kekuatan Rp40 triliun, silakan hitung sendiri potensinya. Mereka punya logistik, IT, dan akan jadi induk bagi NINE,” kata Fadli percaya diri.

Perubahan Kepemimpinan, Jaminan Transparansi

Dalam RUPSLB, pemegang saham juga menyepakati perubahan struktur komisaris. Hulman Panjaitan digantikan oleh Venantius Agung Passinoraga, seorang akuntan kawakan yang berpengalaman di sektor pertambangan. Langkah ini diambil untuk memperkuat akuntabilitas perusahaan selama masa transisi.

“Kami ingin semua transparan, tidak ada praktik yang merugikan investor. Kami mengelola kepentingan publik, jadi tidak boleh main-main,” ujar Fadli tegas.

Saham NINE dan Harapan Pasar

Harga saham NINE sempat menyentuh titik terendah di Rp5, lalu meroket ke Rp300. Fadli menekankan bahwa stabilitas harga akan dijaga menjelang Mandatory Tender Offer (MTO). “Kami ingin logika yang rasional, bukan euforia sesaat,” ujarnya.

Gufron pun menutup dengan penuh optimisme: “Dengan dukungan penuh dari Poh Group, kami yakin ini akan menjadi lompatan besar. Integrasi sedang berjalan, tantangan internal sudah kami tangani. Sekarang saatnya NINE bangkit.”tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *