JAKARTA, KABAR.ID– Industri telekomunikasi Indonesia memasuki era baru dengan berdirinya PT XL Smart Telecom Sejahtera Tbk (XL Smart), entitas hasil penggabungan tiga raksasa telekomunikasi nasional: PT XL Axiata Tbk, PT Smartfren Telecom Tbk, dan PT Smart Telecom.
Merger bersejarah ini menandai langkah strategis untuk memperkuat infrastruktur digital nasional dan menghadirkan layanan yang lebih inovatif dan merata di seluruh Indonesia.
Dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta, President Director & CEO XL Smart, Rajeev Sethi, menyampaikan bahwa penggabungan ini bukan hanya soal efisiensi, tetapi juga komitmen untuk memberikan pengalaman digital terbaik kepada masyarakat.
“Kami akan fokus pada integrasi jaringan, menjaga kualitas layanan tanpa gangguan, dan mendorong digitalisasi serta personalisasi bagi konsumen,” ujar Rajeev.
Dengan pendekatan tersebut, XL Smart ingin memastikan bahwa setiap pelanggan—baik pengguna XL, Axis, maupun Smartfren—tetap mendapatkan layanan terbaik tanpa perubahan brand atau identitas yang membingungkan.
Fokus Integrasi Teknologi dan Perluasan Jangkauan
Antony Susilo, CFO XL Smart, menjelaskan bahwa proses integrasi akan mencakup jaringan, sistem IT, dan platform digital, serta pengembangan bisnis enterprise dan home broadband. Rencana pengembangan jaringan pun disebut bakal di-upgrade dan diperluas secara signifikan untuk menjangkau lebih banyak wilayah di Tanah Air.
“Semua masih dalam proses perencanaan matang dan akan kami umumkan secara bertahap begitu siap,” tambah Antony.
Tak Ada PHK
Di tengah kekhawatiran yang kerap muncul dalam proses merger, XL Smart memastikan tidak akan ada pemutusan hubungan kerja (PHK). Hal ini ditegaskan oleh Jeremiah Ratadhi, Chief People Officer XL Smart.
“Sumber daya manusia adalah kekuatan kami. Kami ingin membangun tim dengan keahlian terbaik untuk menjadikan XL Smart sebagai pusat inovasi digital,” katanya.
Angka Fantastis dari Merger Bersejarah
Merger ini menggabungkan kekuatan finansial dan operasional yang sangat signifikan, dengan:
-
Nilai gabungan pra-sinergi: Rp104 triliun (USD6,5 miliar)
-
EBITDA: Rp22,5 triliun
-
Pelanggan gabungan: 94,5 juta
-
Pangsa pasar: 25%
-
Potensi pendapatan proforma: Rp45,8 triliun (USD2,9 miliar)
-
Efisiensi sinergi: USD300–400 juta per tahun
-
Proyeksi efisiensi jangka menengah: hingga USD1,5 miliar
Arsjad Rasjid, Presiden Komisaris XL Smart, menyebut sinergi ini sebagai momen penting dalam sejarah industri telekomunikasi Indonesia, sekaligus langkah nyata untuk menciptakan efisiensi dan pertumbuhan berkelanjutan.
“XL Smart akan menjadi penggerak utama dalam transformasi digital nasional,” pungkas Arsjad (Marwan Aziz)