Meladewa Jadi Pusat Dakwah Moderat: IMCTC Luncurkan Pelatihan Imam dan Dai Lewat Program Wasata

Internasional Kabar Terkini

MALE, KABAR.ID– Dalam era ketika ekstremisme tak lagi datang dengan wajah yang sama, Islamic Military Counter Terrorism Coalition (IMCTC) mengambil langkah berbeda: melawan ideologi kekerasan bukan hanya dengan senjata, tetapi dengan pengetahuan, dialog, dan dakwah yang mencerahkan.

Senin (5/5), IMCTC secara resmi membuka program pelatihan bertajuk “Building the Capacity of Imams and Preachers” di Maladewa. Pelatihan  berlangsung dari tanggal 5 hingga 8 Mei 2025 ini merupakan bagian dari inisiatif strategis “Wasata”, sebuah gerakan global yang mendorong penguatan moderasi beragama di tengah umat Islam.

Mengapa Maladewa? Negara kepulauan yang indah di Samudra Hindia ini bukan hanya destinasi wisata, tetapi juga panggung penting bagi dialog antarbudaya dan keberagaman Islam. Di sinilah, para imam dan dai dari berbagai negara berkumpul untuk memperkuat kapasitas dalam menghadirkan wajah Islam yang ramah, toleran, dan relevan dengan zaman.

“Para dai dan imam bukan sekadar penyampai pesan keagamaan. Mereka adalah penjaga akal sehat, jembatan antarumat, dan garda terdepan dalam menumbuhkan nalar moderat,” ujar perwakilan IMCTC dalam sambutannya. Ia menekankan bahwa dakwah di era digital dan global membutuhkan pendekatan baru—yang berpijak pada pengetahuan, empati, dan strategi komunikasi yang cerdas.

Selama pelatihan, peserta dibekali dengan keterampilan berpikir kritis, teknik berdialog lintas generasi, serta strategi dakwah kontekstual yang menyentuh hati tanpa menghakimi. Pendekatan ini diharapkan mampu menjawab tantangan zaman sekaligus merangkul anak muda yang kerap menjadi sasaran narasi ekstrem.

Lebih dari sekadar pelatihan, Wasata merupakan ajakan untuk bergerak bersama: antara pemerintah, lembaga agama, dan masyarakat sipil. Sebuah kolaborasi lintas batas demi melahirkan generasi pemimpin umat yang tidak hanya fasih dalam teks, tetapi juga tangguh dalam konteks.

Bagi IMCTC, kemenangan melawan ekstremisme tidak diukur dari banyaknya operasi keamanan, melainkan dari seberapa kuat benteng moderasi dibangun di hati dan pikiran umat.

Dan dari Malé, semangat itu kembali digaungkan ke seluruh penjuru dunia Islam (Marwan Aziz).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *